Jogja nan Meriah, Catatan Cerita Long Week End

Liburan Long Week End terasa begitu semarak di Jogja, jaLan-jaLan protokoL penuh berisi LaLu-LaLang kendaraan terutama yang berasaL dari Luar kota. Bahkan dari siaran radio LokaL Jogja dinyatakan hampir seLuruh hoteL penuh oLeh wisatawan. HaL ini tentu menjadi berkah tersendiri bagi para pengais rejeki yang tergantung pada sepi atau ramainya kunjungan wisata seperti pedagang barang kerajinan, pedagang makanan khas Jogja, pedagang asongan, armada taksi, kusir andong, tukang becak bahkan sampai pada pengemis. mohon maaf bagi yang tidak tersebut

 Jumat maLam seLepas maghrib sekitar pukuL 18.47 WIB saya meLuncur ke MaLioboro bersama pacar 2 rekan sekedar ingin meLihat keramaian kota. Seperti dugaan semuLa, mencari tempat parkir Lumayan susah karena memang penuh semua. Akhirnya bisa dapat juga di daerah seLatan dekat Gereja sebeLah utara Gedung Agung dan berada di seberang Pasar Beringharjo. Kami bertiga berjaLan menyusuri MaLioboro dengan santai karena memang tidak ada tujuan utama mencari sesuatu, hanya sekedar cari mangsa cuci mata serta menyegarkan pikiran. Di beberapa stand (atau yang biasa disebut Lapak, yaitu tempat juaLan di

emperan toko MaLioboro) tatto, saya beberapa kaLi berhenti sesaat sekedar say heLLo basa-basi sebentar makLum artis sudah banyak yang kenaL,

 Capek juga berjaLan saat MaLioboro penuh sesak, akhirnya menuju ke tempat parkir motor karena waktu sudah menunjuk 21.05 WIB yang artinya tukang parkir akan segera puLang. PerjaLanan mengarungi maLam diteruskan ke tempat nongkrong favorit di daerah FLowerMarket Benteng Vredenburg tepat di seberang Gedung Agung, suasana maLam tampak berbeda dari hari biasa yaitu Lebih ramai, terLihat banyak sekaLi ibu-ibu yang berjuaLan sate. Menu sate yang ditawarkan sebenarnya sama saja dengan sate yang dijajakan keLiLing oLeh para bapak bedanya cuma pada peraLatan saja, jika bapak-bapak biasanya dengan gerobak dorong berbentuk perahu khas Sate Madura naaah… untuk para ibu khasnya menggunakan tampah (seperti nampan, terbuat dari bambu) Lebar dan disunggi (di taruh di atas kepaLa dengan diaLasi kain tanpa dipegangi & hebatnya Lagi! diLakukan sambiL berjaLan). Asap bakaran sate mengepuL dimana-mana menyebarkan aroma sedap sate, tapi sebenarnya bagi saya maLah mengganggu kenikmatan nongkrong karena baju jadi berbau asap… hehehe…

Kami bertiga memiLih untuk mengisi perut di angkringan dengan menu sego kucing, tempe goreng + es teh! Mantap! Menu khas mahasiswa banget! Murah meriah mengenyangkan (asaL porsinya banyak…    ). Ada beberapa angkringan yang mangkaL tapi kami memiLih di angkringan Ma’e yang memang sudah sering kami datangi. Makin maLam suasana bertambah hingar, beberapa tukang becak yang mangkaL meneriakkan menyeteL keras-keras radionya irama dangdut, sebenarnya kurang cocok sich di kuping… tapi mau gimana Lagi, namanya juga tempat umum jadi ya… terima sajaLaaah!  Tepat saat jarum penanda waktu menunjuk pada angka 00.39 WIB, kami bertiga meLuncur puLang ke kost. Betapa baLada para pria tanpa didampingi wanita. Para Pejantan Tangguh! menerobos dingin maLam Jogja tanpa beLai hangat peLukan wanita… haaaaLaaah! kok maLah ngeLantur!

i miss u jogjakarta

Artikel Terkait